Sebuah Catatan 
PERJALANAN PASTORAL KEUSKUPAN TANJUNGKARANG

PENGANTAR 
           Seperti diketahui bahwa Gereja di Indonesia pada awalnya merupakan Gereja Misi yang dilayani oleh para  Missionaris dari Eropa. Di mana dalam sejarah tercatat bahwa setelah VOC bubar dan Pemerintah Belanda mengakui kebebasan beragama, secara resmi berdiri Perfektur Apostolik Batavia pada tahun 1807, dengan wilayah seluruh Indonesia, dan Jakarta sebagai pusat. Pada saat itu tenaga gembala sangatlah sedikit maka Perfektur Apostolik mencari bantuan dari kalangan Tarekat. Serikat Jesus (SJ) yang pertama menyetujui untuk membantu dan mengirim bentaranya ke Indonesia. Dengan berkembangnya Umat Katolik, maka mulai dipikirkan pembagian daerah, dan pengelolaannya diserahkan kepada tarekat tertentu. Pembagian wilayah tersebut kepada Tarekat tertentu, praktis menjadi kerangka tumbuhnya Keuskupan-keuskupan dan masing-masing mendapat pelayanan dari suatu Ordo/Kongregasi tertentu itu.
           Gereja Katolik hadir di Lampung, Sang Bumi Ruwa Jurai kurang lebih pada tahun 1926 yakni dengan kehadiran para misionaris yang datang dari negeri Belanda. Mereka adalah para misionaris dari kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus, yang dikenal dengan sebutan SCJ. Pastor Henrie van Oort SCJ menjadi pastor Tanjungkarang pada tanggal 16 Desember 1928. Pada waktu itu subyek pewartaan adalah para transmigran yang berasal dari Jawa, dengan keyakinan bahwa dari antara mereka pasti ada satu atau dua orang yang sudah katolik sejak di Jawa. Dari merekalah Gereja mulai tumbuh di Bumi Lampung ini. Namun perjalanan ini sempat tersendat pada waktu perang kemerdekaan yang tidak memungkinkan para misionaris berkarya, karena mereka orang Belanda. Namun di tengah situasi tersebut Gereja tetap hidup dan berkembang. Pada situasi seperti ini, peranan awam sungguh amat besar. Sesudah perang kemerdekaan selesai, para misionaris mulai berkarya kembali. 
          Mereka cepat membenahi diri. Pertumbuhan Gereja yang cepat sangat dirasakan. Akhirnya, Paus Yohanes XXIII berkenan meresmikan Gereja Indonesia menjadi Gereja ber-Hirarki yang berdikari dengan meningkatkan semua Prefektur dan Vikariat Apostolik menjadi keuskupan-keuskupan. Dengan demikian Gereja Katolik Indonesia diakui sebagai Gereja yang dewasa, yang sudah bisa mengurus dirinya sendiri. Tanjungkarang (Lampung) yang menjadi wilayah Prefectur Gereja sejak pada tanggal 19 Juni 1952 kemudian dengan pentahbisan uskup A.  Hermelink SCJ dan diangkat menjadi Uskup keuskupan Tanjungkarang pada tanggal 3 Januari 1961 oleh Paus Yohanes XXIII, maka Hirarki Gereja Katolik Lampung berdiri.  Gereja Lampung yang tadinya sebagai Gereja tanah misi menjadi Gereja yang mandiri. Keuskupan semakin berkembang dan pada tangga 11 Februari 1976, Mgr Dr. A. Henrisoesanta, SCJ ditahbiskan menjadi Uskup untuk meneruskan penggembalaan umat Katolik di Lampung hingga kini.*
 

Untuk download isi buku selengkapnya silahkan klik link di bawah ini :
catatan_perjalanan_pastoral_keuskupan_tanjung_karang.pdf
File Size: 0 kb
File Type: pdf
Download File

DOWNLOAD POLA PIKIR PASTORAL DALAM PERPASGELAR POWER POINT

Click here to upload file

DOWNLOAD PERJALANAN PASTORAL PDF

perjalanan_pastoral.pdf
File Size: 0 kb
File Type: pdf
Download File

Design by Kurniawan Catur
Copyright - 2010